Perpustakaan SLTA Tidak Berfungsi Diknas Kabupaten Tobasa Diminta Membenahinya
Masyarakat Kecamatan Balige minta Pemerintah Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) melalui Dinas Pendidikan membenahi perpustakaan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) serta mengalokasikan anggaran untuk pengadaan buku penganyaan dan buku mata pelajaran pokok.
Permintaan itu dimaksudkan, agar perpustakaan sekolah dapat difungsikan sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, tempat penelitian siswa dalam mengembangkan kreativitas dan membaca buku-buku yang bersifat rekreatif secara efektif serta beban orangtua siswa siswi yang setiap tahun menyediakan dana untuk membeli buku mata pelajaran pokok, dalam menunjang kelancaran proses belajar mengajar di sekolah dapat lebih ringan.
“kalau perpustakaan sudah dibenahi dan dilengkapi berbagai buku penganyaan dan buku mata pelajaran pokok, kan siswa dan orangtua sudah dapat terbantu dan persputakaan sekolah sudah dapat difungsikan secara efektif. Pengeluaran orangtua membeli buku setiap tahun ajaran baru seperti selama ini dilakukan tidak ada lagi,” kata Hasudungan Sipahutar (42) kepada bloger ini Kamis (8/9) di Balige.
Menurut Hasudungan, tahun ajaran baru 2011/2012 ini, dia telah mengeluarkan biaya antara Rp. 600 hingga Rp. 800 ribu untuk membeli buku mata pelajaran pokok anaknya yang duduk dibangku Kelas III SMA. Jumlah buku pelajaran pokok yang dibeli mencapai 14-16 mata pelajaran. “itu masih satu anak, kalau dua orang berarti mencapai antara Rp. 1,6 juta hingga Rp. 1,7 juta,” ujar Hasudungan sembari mengutarakan, agar orangtua siswa/i SMA terbantu, Dinas Pendidikan Kabupaten Tobasa kedepan diharapkan dapat memberi atensi untuk memberdayakan seluruh perpustakan SLTA se Tobasa.
“jangan hanya untuk pembangunan fisik, biaya operasional sekolah dan biaya kegiatan lainnya, tetapi hendaknya pengadaan buku penganyaan dan mata pelajaran pokok seperti Matematika, Fisika, Bahasa Inggris dan buku pokok lainnya juga menjadi perhatian sebagai bentuk upaya pemberdayaan perpustakaan sekolah,” ujar Hasudungan.
Hal senada juga disampaikan Ibu Wenty (35). Untuk membeli buku mata pelajaran pokok anaknya yang masih duduk di Kelas I SMA, dia telah mengeluarkan biaya mencapai Rp. 700 ribu. Jenis mata pelajarannya terdiri dari berbagai macam, diantaranya Matematika, Fisika, Kimia dan Bahasa Inggris.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tobasa Mariani MPd diruang kerjanya mengatakan pemikiran mereka kearah itu sudah ada. Namun karena keterbatasan keuangan daerah, hal tersebut belum bisa direalisasikan.
“sesuai hal ini, sebenarnya sudah ada wacana program wajib belajar 12 tahun, agar siswa/i SMA terdanai seperti SMP dan SD dari dana BOS. Mudah-mudahan wacana itu menjadi kenyataan,” kata Mariani yang mengutarakan menunggu usulan dapat terealisasi, orangtua siswa/i SMA diharapkan berpartisipasi membangun pendidikan di Tobasa. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar