Selasa, 13 September 2011

Telepon Gelap Resahkan Warga Tobasa

Belakangan ini telepon gelap dari Orang Tak Kenal (OTK) marak di Balige Kabupaten Toba Samosir (Tobasa). Modusnya, penelepon gelap ini seolah-olah telah berbuat baik menyelamatkan anak korbannya dari incaran aparat kepolisian karena melakukan tindak pidana pembunuhan.
Seperti dialami pasangan suami istri Mangarti Sigalingging-Martianna boru Pasaribu warga Jalan Pierre Tandean Kelurahan Pardede Onan Kecamatan Balige Kabupaten Tobasa.
Menurut penuturan Mangarti Sigalingging kepada bloger di Balige beberapa hari lalu, percobaan penipuan itu terjadi Senin (5/9) lalu, sekitar pukul 09.00 Wib pagi. Waktu itu kata Mangarti, istrinya Martianna Pasaribu yang sedang menggeluti aktivitasnya sebagai pengusaha tenun ulos menerima telepon dari orang tak dia kenal.
Dalam pembicaraannya, sipenelepon mengatakan, bahwa Sunggo Sigalingging anak ke 2 dari pasutri ini telah melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap seseorang akibat utang piutang. Dan agar Sunggo tidak diamuk massa dan ditangkap aparat Kepolisian, sipenelepon menyelamatkan siswa Kelas 3 SMA ini disuatu tempat, bahkan berencana akan membawa Sunggo ke luar daerah agar terhindar dari kejaran Polisi.
“tapi bu, agar kami bisa membawanya, kami butuh biaya perongkosan dan pengobatan Sunggo yang terluka Rp. 2 juta. Bila ibu mau anak ibu aman dari incaran polisi dan amuk massa, ibu bisa mentranfer uangnya sekarang,” ujar Mangarti menirukan permintaan sipenelepon gelap.
“saya juga sempat berkomunikasi dengan sipenelepon gelap itu,” kata Mangarti sembari menjelaskan usai berkomunikasi via handphone, beberapa menit kemudian, sipenelepon gelap mengirimkan Rekeningnya Nomor 3951-01-008805-53 atas nama Yudli lewat sms dari Handphone Nomor 082160721060.
Waktu itu, masih menurut Mangarti, mendengar informasi itu, istrinya panik bahkan hampir pingsan. Daripada istrinya sakit, dia pun menuruti permintaan sipenelepon dengan membawa uang Rp. 2 juta ke bank yang ditentukan sipenelepon untuk ditransfer. Namun diakui, setiba didepan bank, dia tersadar untuk menghubungi guru Sunggo di Sekolahnya, mempertanyakan keberadaan anak keduanya.
“waktu itu gurunya menjawab bahwa anak saya sedang belajar diruangannya. Mendengar itu hati saya dan istri saya pun lega, dan kami pun menyadari ternyata yang meminta uang perongkosan dan pengobatan itu penipu dan uang itupun tidak jadi saya transfer,” ujar Mangarti yang mengatakan setelah keberadaan anaknya diketahui, dia melaporkan kejadian itu kepada Kapolsek Balige dan Kapolres Tobasa melalui sms. Dan menjawab laporan itu, Kapolres AKBP Musa Tampubolon SH Sik MSi berjanji akan menyelidikinya, walaupun diakui secara hukum tidak ada pasal untuk percobaan penipuan.
“Kalau sudah ada transfer uang, kita harus kordinasi ke bank, setelah itu kita proses pidananya,” ujar Mangarti membacakan jawaban Kapolres yang diterimanya lewat sms, sembari menghimbau seluruh masyarakat Tobasa, agar hati-hati dalam menerima telepon dari orang yang tidak dikenal. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar